Budidaya Pare: Cara Menanam Pare yang Mudah dan Cepat Berbuah

Budidaya Pare: Cara Menanam Pare yang Mudah dan Cepat Berbuah

Posted on

biotifor.or.idBudidaya Pare – Pare adalah salah satu sayuran yang memiliki rasa pahit, tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan. Pare kaya akan vitamin A, B, C, natrium, kalsium, zat besi, dan antioksidan. Pare juga dapat membantu mengobati penyakit seperti diabetes, cacingan, malaria, dan pencernaan.

Namun, bagaimana cara menanam pare yang baik dan benar agar dapat berbuah lebat dan berkualitas? Apa saja syarat tumbuh, perawatan, dan panen yang perlu diperhatikan? Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah budidaya pare yang mudah dan praktis. Simak ulasannya berikut ini.

Syarat Tumbuh Pare

Pare termasuk tanaman merambat yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu sekitar 0-1400 meter di atas permukaan laut. Pare tidak terlalu membutuhkan sinar matahari langsung, sehingga dapat ditanam di tempat yang agak teduh.

Tanah yang cocok untuk menanam pare adalah tanah yang gembur, subur, dan mengandung banyak humus. pH tanah yang ideal untuk pare adalah sekitar 4-7. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pare.

Cara Budidaya Pare

Ada beberapa cara menanam pare yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan biji atau stek. Cara budidaya pare dengan biji adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan biji pare yang berasal dari buah pare yang sudah tua dan matang. Biji pare dapat diperoleh dari buah pare sendiri atau dibeli di toko pertanian terdekat.
  2. Bersihkan biji pare dari daging buah dan keringkan di bawah sinar matahari langsung.
  3. Siapkan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 3:1. Pastikan media tanam tercampur rata dan tidak menggumpal.
  4. Masukkan media tanam ke dalam polybag atau pot yang berukuran sedang. Buat lubang tanam dengan kedalaman sekitar 3-5 cm.
  5. Tanam biji pare sebanyak 2-3 biji per lubang tanam. Tutup kembali lubang tanam dengan media tanam.
  6. Siram media tanam hingga basah, tetapi jangan terlalu banyak agar tidak tergenang air.
  7. Letakkan polybag atau pot di tempat yang tidak terlalu panas, tetapi masih terkena sinar matahari pagi atau sore.
  8. Biji pare biasanya akan tumbuh setelah 4-7 hari setelah tanam.
Baca Juga  Tips Memilih Jenis Case HP yang Bagus dan Tidak Panas

Cara menanam pare dengan stek adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan stek pare yang berasal dari batang pare yang sehat dan kuat. Pilih batang pare yang memiliki diameter sekitar 1-2 cm dan panjang sekitar 20-30 cm.
  2. Potong batang pare menjadi beberapa bagian dengan masing-masing bagian memiliki 2-3 ruas.
  3. Rendam ujung stek pare ke dalam air selama beberapa jam agar lebih mudah berakar.
  4. Siapkan media tanam dari campuran tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 3:1. Pastikan media tanam tercampur rata dan tidak menggumpal.
  5. Masukkan media tanam ke dalam polybag atau pot yang berukuran sedang. Buat lubang tanam dengan kedalaman sekitar 10-15 cm.
  6. Tanam stek pare dengan memasukkan ujung stek yang telah direndam air ke dalam lubang tanam. Tutup kembali lubang tanam dengan media tanam.
  7. Siram media tanam hingga basah, tetapi jangan terlalu banyak agar tidak tergenang air.
  8. Letakkan polybag atau pot di tempat yang tidak terlalu panas, tetapi masih terkena sinar matahari pagi atau sore.
  9. Stek pare biasanya akan berakar setelah 2-3 minggu setelah tanam.

Perawatan Tanaman Pare

Perawatan Tanaman Pare

Setelah tanaman pare tumbuh, perlu dilakukan perawatan agar dapat berbuah lebat dan berkualitas. Perawatan tanaman pare meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan, pembuatan para-para, dan pengendalian hama dan penyakit.

Penyiraman tanaman pare dilakukan secara rutin setiap hari, terutama pada pagi dan sore hari. Penyiraman harus disesuaikan dengan kondisi media tanam, yaitu tidak terlalu kering atau terlalu basah. Jika media tanam terlalu kering, tanaman pare akan layu dan menguning. Jika media tanam terlalu basah, tanaman pare akan busuk dan mati.

Pemupukan tanaman pare dilakukan sejak awal penanaman hingga masa panen. Pemupukan bertujuan untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman pare agar dapat tumbuh dan berbuah dengan baik. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik atau pupuk anorganik.

Baca Juga  Manfaat Daun Saga: Mencari Kearifan di Daun Khas Indonesia

Pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk kandang, kompos, atau bokashi. Pupuk organik diberikan sebanyak 1-2 kg per lubang tanam pada saat penanaman. Pupuk organik juga dapat diberikan kembali setiap 2-3 bulan sekali dengan cara ditaburkan di sekitar tanaman pare.

Pupuk anorganik yang dapat digunakan adalah pupuk NPK (nitrogen, fosfor, kalium) dengan formulasi 15-15-15 atau 16-16-16. Pupuk anorganik diberikan sebanyak 10-15 gram per lubang tanam pada saat penanaman. Pupuk anorganik juga dapat diberikan kembali setiap 2-3 minggu sekali dengan cara disiramkan ke media tanam.

Penyiangan tanaman pare dilakukan untuk membersihkan gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman pare. Gulma dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman pare karena bersaing dalam mendapatkan air, nutrisi, dan cahaya. Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti cangkul atau tangan.

Pembuatan para-para tanaman pare dilakukan untuk memberikan dukungan bagi batang dan buah pare yang tumbuh merambat. Para-para dapat dibuat dari bambu, kayu, besi, atau tali. Para-para harus dibuat setinggi 1-1,5 meter dari permukaan tanah. Tanaman pare harus diikatkan ke para-para agar tidak jatuh atau patah.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman pare dilakukan untuk mencegah dan mengatasi serangan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman pare. Hama yang sering menyerang tanaman pare adalah ulat, kutu daun, tungau, dan nematoda. Penyakit yang sering menyerang tanaman pare adalah busuk buah, layu bakteri, bercak daun, dan virus.

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara mekanis, biologis, atau kimia. Cara mekanis adalah dengan memotong atau membersihkan bagian tanaman yang terserang hama atau penyakit. Cara biologis adalah dengan menggunakan musuh alami hama atau penyakit seperti predator, parasitoid, atau mikroba. Cara kimia adalah dengan menggunakan pestisida sesuai dengan dosis dan petunjuk yang dianjurkan.

Baca Juga  Manfaat Tauge untuk Pria Peningkatan Kesehatan dan Vitalitas Yang Sangat Bagus

Panen Tanaman Pare

Tanaman pare sudah dapat dipanen setelah berumur 2,5 bulan setelah tanam. Tanda-tanda buah pare yang siap panen adalah warnanya berubah dari hijau muda menjadi hijau tua atau kuning kecoklatan. Buah pare yang siap panen juga memiliki rasa pahit yang lebih kuat daripada buah yang belum matang.

Cara panen buah pare adalah dengan memotong pangkal buah dengan menggunakan gunting atau pisau yang bersih dan tajam. Buah pare harus dipanen secara hati-hati agar tidak terluka atau pecah. Buah pare yang sudah dipanen harus segera dibersihkan dari kotoran atau serangga. Buah pare yang sudah bersih dapat disimpan di tempat yang sejuk dan kering.

Buah pare dapat dipanen setiap 2-3 hari sekali. Satu tanaman pare dapat menghasilkan sekitar 10-15 kg buah pare selama masa panen. Masa panen tanaman pare dapat berlangsung selama 3-4 bulan, tergantung pada kondisi lingkungan dan perawatan.

Demikianlah artikel tentang budidaya pare yang saya buat. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang cara menanam pare yang mudah dan cepat berbuah.