
Riya adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Sedangkan sumah adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari ridha Allah SWT semata.
Riya sangat dilarang dalam agama Islam, karena dapat merusak pahala amalan. Sementara itu, sumah sangat dianjurkan, karena dapat mendatangkan pahala yang berlipat ganda.
Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang perbedaan riya dan sumah, serta pentingnya menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan Riya dan Sumah
Berikut adalah 8 aspek penting perbedaan riya dan sumah:
- Tujuan: Riya bertujuan mendapat pujian, sumah bertujuan mencari ridha Allah.
- Pahala: Riya pahalanya rusak, sumah pahalanya berlipat ganda.
- Ikhlas: Riya tidak ikhlas, sumah ikhlas.
- Penampilan: Riya menampakkan amal, sumah menyembunyikan amal.
- Perasaan: Riya merasa bangga, sumah merasa rendah diri.
- Konsekuensi: Riya mendapat murka Allah, sumah mendapat ridha Allah.
- Contoh riya: Sedekah untuk dipuji orang.
- Contoh sumah: Sedekah diam-diam.
Dari aspek-aspek tersebut, dapat disimpulkan bahwa riya adalah perbuatan yang sangat merugikan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, sumah adalah perbuatan yang sangat bermanfaat, karena dapat mendatangkan pahala yang berlipat ganda dan ridha Allah SWT.
Tujuan
Perbedaan mendasar antara riya dan sumah terletak pada tujuannya. Riya dilakukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, sedangkan sumah dilakukan untuk mencari ridha Allah SWT semata.
Tujuan yang berbeda ini berdampak besar pada kualitas amal perbuatan. Riya, karena dilakukan untuk tujuan duniawi, cenderung tidak ikhlas dan dilakukan dengan cara yang berlebihan. Sebaliknya, sumah, karena dilakukan untuk tujuan ukhrawi, cenderung ikhlas dan dilakukan dengan cara yang sederhana.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan banyak contoh riya dan sumah. Misalnya, seseorang yang bersedekah dengan tujuan untuk dipuji orang lain adalah riya. Sebaliknya, seseorang yang bersedekah diam-diam tanpa diketahui orang lain adalah sumah.
Memahami perbedaan tujuan antara riya dan sumah sangat penting, karena dapat membantu kita untuk menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menghindari riya, kita dapat menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Pahala
Dalam konteks perbedaan riya dan sumah, pahala menjadi aspek yang sangat penting untuk dibahas. Riya, karena dilakukan untuk tujuan duniawi, pahalanya akan rusak. Sebaliknya, sumah, karena dilakukan untuk tujuan ukhrawi, pahalanya akan berlipat ganda.
-
Pahala Riya Rusak
Pahala riya rusak karena amal perbuatan yang dilakukan tidak ikhlas dan hanya bertujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Allah SWT tidak akan menerima amal perbuatan yang tidak ikhlas, sehingga pahalanya menjadi rusak.
-
Pahala Sumah Berlipat Ganda
Pahala sumah berlipat ganda karena amal perbuatan yang dilakukan ikhlas dan hanya mencari ridha Allah SWT. Allah SWT sangat menghargai amal perbuatan yang ikhlas, sehingga pahalanya akan dilipatgandakan.
Memahami perbedaan pahala antara riya dan sumah sangat penting, karena dapat memotivasi kita untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah. Dengan menghindari riya, kita dapat menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Ikhlas
Ikhlas adalah salah satu aspek terpenting dalam membedakan riya dan sumah. Riya tidak ikhlas, sedangkan sumah ikhlas. Perbedaan ini sangat mendasar, karena ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal perbuatan di sisi Allah SWT.
-
Riya Tidak Ikhlas
Riya dilakukan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain, bukan karena Allah SWT. Oleh karena itu, riya tidak ikhlas. Amal perbuatan yang dilakukan dengan tidak ikhlas tidak akan diterima oleh Allah SWT, sehingga pahalanya rusak.
-
Sumah Ikhlas
Sumah dilakukan karena Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Sumah adalah bentuk ibadah yang tulus dan ikhlas. Amal perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas akan diterima oleh Allah SWT, sehingga pahalanya berlipat ganda.
Memahami perbedaan antara riya dan sumah sangat penting, karena dapat membantu kita untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah. Dengan menghindari riya, kita dapat menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Penampilan
Perbedaan antara riya dan sumah juga terlihat jelas dalam penampilannya. Riya dilakukan dengan cara menampakkan amal perbuatan, sedangkan sumah dilakukan dengan cara menyembunyikan amal perbuatan.
Riya dilakukan dengan cara menampakkan amal perbuatan agar mendapat pujian atau pengakuan dari orang lain. Misalnya, seseorang yang bersedekah dengan cara yang berlebihan dan mencolok, agar orang lain tahu bahwa ia adalah orang yang dermawan.
Sebaliknya, sumah dilakukan dengan cara menyembunyikan amal perbuatan dari orang lain. Seseorang yang melakukan sumah tidak ingin dipuji atau diakui atas amal perbuatannya. Ia hanya ingin mencari ridha Allah SWT.
Penampilan yang berbeda antara riya dan sumah ini disebabkan oleh perbedaan tujuan dan ikhlas. Riya dilakukan untuk tujuan duniawi, sehingga cenderung menampakkan amal perbuatan. Sebaliknya, sumah dilakukan untuk tujuan ukhrawi, sehingga cenderung menyembunyikan amal perbuatan.
Memahami perbedaan penampilan antara riya dan sumah sangat penting, karena dapat membantu kita untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah. Dengan menghindari riya, kita dapat menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Perasaan
Dalam konteks perbedaan riya dan sumah, perasaan yang dialami oleh pelakunya juga sangat berbeda. Riya menimbulkan perasaan bangga, sedangkan sumah menimbulkan perasaan rendah diri.
-
Riya Merasa Bangga
Orang yang melakukan riya merasa bangga karena telah melakukan amal perbuatan yang dipuji oleh orang lain. Ia merasa superior dan ingin diakui atas kebaikannya.
-
Sumah Merasa Rendah Diri
Orang yang melakukan sumah merasa rendah diri karena menyadari bahwa segala amal perbuatannya tidak seberapa dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT. Ia tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain, karena yang ia cari hanyalah ridha Allah SWT.
Perbedaan perasaan antara riya dan sumah ini disebabkan oleh perbedaan tujuan dan ikhlas. Riya dilakukan untuk tujuan duniawi, sehingga menimbulkan perasaan bangga. Sebaliknya, sumah dilakukan untuk tujuan ukhrawi, sehingga menimbulkan perasaan rendah diri.
Konsekuensi
Konsekuensi yang diterima oleh pelaku riya dan sumah sangat berbeda. Riya, karena dilakukan untuk tujuan duniawi dan tidak ikhlas, mendapat murka Allah SWT. Sebaliknya, sumah, karena dilakukan untuk tujuan ukhrawi dan ikhlas, mendapat ridha Allah SWT.
Murka Allah SWT adalah hukuman yang sangat berat. Pelaku riya akan mendapatkan siksa yang pedih di akhirat kelak. Sebaliknya, ridha Allah SWT adalah anugerah yang sangat besar. Pelaku sumah akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan surga di akhirat kelak.
Memahami perbedaan konsekuensi antara riya dan sumah sangat penting, karena dapat memotivasi kita untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah. Dengan menghindari riya, kita dapat terhindar dari murka Allah SWT dan mendapatkan ridha-Nya.
Contoh riya
Dalam konteks “perbedaan riya dan sumah”, sedekah untuk dipuji orang merupakan salah satu contoh nyata dari perbuatan riya. Riya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.
-
Tujuan yang Tidak Ikhlas
Sedekah yang dilakukan untuk dipuji orang jelas tidak ikhlas, karena tujuannya bukan untuk mencari ridha Allah SWT, melainkan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
-
Penampilan yang Mencolok
Orang yang melakukan riya biasanya akan melakukan amalnya dengan cara yang mencolok, agar dilihat dan dipuji oleh orang lain. Sedekah yang dilakukan untuk dipuji orang sering kali dilakukan dengan cara yang berlebihan dan tidak wajar.
-
Perasaan Bangga
Orang yang melakukan riya akan merasa bangga dan superior setelah melakukan amalnya. Ia merasa telah melakukan sesuatu yang hebat dan layak dipuji.
-
Konsekuensi yang Buruk
Riya, termasuk sedekah untuk dipuji orang, akan mendapatkan murka Allah SWT. Pahala sedekah tersebut akan rusak dan pelakunya akan mendapatkan siksa di akhirat kelak.
Dari contoh tersebut, kita dapat memahami dengan jelas perbedaan antara riya dan sumah. Riya adalah perbuatan yang tercela dan merugikan, sedangkan sumah adalah perbuatan yang terpuji dan bermanfaat. Marilah kita semua menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari dan memperbanyak sumah, agar kita dapat mendapatkan ridha Allah SWT dan pahala yang berlipat ganda.
Contoh sumah
Sedekah diam-diam merupakan salah satu contoh nyata dari perbuatan sumah. Sumah, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari ridha Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia.
Sedekah diam-diam memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari riya, yaitu:
-
Tujuan yang Ikhlas
Sedekah diam-diam dilakukan karena Allah SWT semata, tanpa mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia. -
Penampilan yang Tidak Mencolok
Sedekah diam-diam dilakukan dengan cara yang tidak mencolok, agar tidak diketahui oleh orang lain. -
Perasaan Rendah Diri
Orang yang melakukan sumah akan merasa rendah diri dan tidak layak dipuji, karena ia menyadari bahwa segala amal perbuatannya tidak seberapa dibandingkan dengan kebesaran Allah SWT. -
Konsekuensi yang Baik
Sumah, termasuk sedekah diam-diam, akan mendapatkan ridha Allah SWT. Pahala sedekah tersebut akan berlipat ganda dan pelakunya akan mendapatkan surga di akhirat kelak.
Memahami perbedaan antara riya dan sumah, serta pentingnya sumah dalam kehidupan sehari-hari, sangat penting untuk menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Pertanyaan Umum tentang Perbedaan Riya dan Sumah
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum tentang perbedaan antara riya dan sumah:
Pertanyaan 1: Apa saja perbedaan utama antara riya dan sumah?
Jawaban: Perbedaan utama antara riya dan sumah terletak pada tujuan, keikhlasan, penampilan, perasaan, dan konsekuensinya.
Pertanyaan 2: Mengapa riya dilarang dalam Islam?
Jawaban: Riya dilarang karena dapat merusak pahala amal perbuatan dan merupakan sifat tercela yang tidak disukai Allah SWT.
Pertanyaan 3: Bagaimana cara menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari?
Jawaban: Cara menghindari riya adalah dengan selalu ikhlas dalam beramal, tidak mengharapkan pujian atau pengakuan dari orang lain, dan melakukan amal perbuatan secara diam-diam.
Pertanyaan 4: Apa saja manfaat melakukan sumah?
Jawaban: Manfaat melakukan sumah adalah mendapatkan pahala yang berlipat ganda, terhindar dari murka Allah SWT, dan hati menjadi lebih tenang dan tenteram.
Pertanyaan 5: Berikan contoh perbuatan riya dan sumah.
Jawaban: Contoh perbuatan riya adalah bersedekah dengan tujuan agar dipuji orang lain, sedangkan contoh perbuatan sumah adalah bersedekah secara diam-diam.
Pertanyaan 6: Bagaimana cara menumbuhkan sikap sumah dalam diri kita?
Jawaban: Cara menumbuhkan sikap sumah dalam diri adalah dengan selalu mengingat Allah SWT dalam setiap amal perbuatan, menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah SWT, dan selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
Kesimpulan: Memahami perbedaan antara riya dan sumah sangat penting untuk menjaga keikhlasan amal perbuatan kita dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Marilah kita semua berusaha untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah dalam kehidupan sehari-hari.
Artikel Terkait:
- Cara Menghindari Riya dalam Beramal
- Manfaat Melakukan Sumah dalam Kehidupan Sehari-hari
Cara Menghindari Riya dalam Beramal
Riya adalah sifat tercela yang dapat merusak pahala amal perbuatan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara-cara menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dipraktikkan:
Tip 1: Niatkan Amal karena Allah SWT
Sebelum melakukan amal perbuatan, pastikan niat kita semata-mata karena Allah SWT. Jangan mengharapkan pujian atau pengakuan dari manusia.Tip 2: Sembunyikan Amal Perbuatan
Tidak perlu memberitahukan atau memamerkan amal perbuatan yang kita lakukan kepada orang lain. Cukuplah Allah SWT yang mengetahui apa yang kita kerjakan.Tip 3: Jangan Membandingkan Amal dengan Orang Lain
Setiap orang memiliki kemampuan dan kesempatan yang berbeda dalam beramal. Jangan membandingkan amal kita dengan amal orang lain, karena dapat menimbulkan perasaan bangga atau rendah diri.Tip 4: Ingat Bahwa Pahala Amal Berasal dari Allah SWT
Ketika kita beramal, ingatlah bahwa pahala yang kita dapatkan bukan karena amal kita sendiri, melainkan karena karunia dari Allah SWT.Tip 5: Berdoa agar Terhindar dari Riya
Berdoalah kepada Allah SWT agar kita dijauhkan dari sifat riya dan selalu ikhlas dalam beramal.
Kesimpulan: Menghindari riya bukanlah hal yang mudah, namun dengan selalu mengingat tips-tips di atas, kita dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga keikhlasan amal perbuatan kita. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan pahala yang berlipat ganda.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara riya dan sumah sangat penting bagi setiap Muslim yang ingin beribadah dengan ikhlas dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Riya, yang merupakan sifat tercela, dapat merusak pahala amal perbuatan, sedangkan sumah, yang merupakan sifat terpuji, dapat mendatangkan pahala yang berlimpah.
Oleh karena itu, marilah kita semua berusaha untuk menghindari riya dan memperbanyak sumah dalam kehidupan sehari-hari. Ingatlah selalu bahwa Allah SWT maha mengetahui segala sesuatu, termasuk niat dan amal perbuatan kita. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan memberikan pahala yang berlipat ganda.
Youtube Video:
