Pahami Sifat Mustahil Allah: Dasar Penting Tauhid

Posted on

Pahami Sifat Mustahil Allah: Dasar Penting Tauhid

Sifat Mustahil Allah adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat-sifat ini bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah. Sifat-sifat Mustahil Allah ada empat, yaitu:

  • Huduts: Allah SWT tidak berawal dan tidak berakhir.
  • Fana’: Allah SWT tidak akan binasa atau musnah.
  • Ta’addud: Allah SWT tidak berbilang-bilang atau bersekutu.
  • Tashwir: Allah SWT tidak menyerupai makhluk apapun.

Sifat Mustahil Allah sangat penting untuk dipahami karena menunjukkan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat-sifat ini juga membedakan Allah SWT dengan makhluk ciptaan-Nya. Selain itu, sifat Mustahil Allah juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Pembahasan mengenai Sifat Mustahil Allah dapat ditemukan dalam berbagai kitab akidah, seperti:

  • Aqidah al-Tahawiyyah
  • Aqidah al-Nasafiyyah
  • Syarah al-Aqidah al-Tahawiyyah
  • Syarah al-Aqidah al-Nasafiyyah

Sifat Mustahil Allah

Sifat Mustahil Allah adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat-sifat ini bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah.

  • Huduts (tidak berawal)
  • Fana’ (tidak berakhir)
  • Ta’addud (tidak berbilang)
  • Tashwir (tidak menyerupai makhluk)
  • Idtirar (tidak terpaksa)
  • Juz’iyyah (tidak terbagi)
  • Tahaddus (tidak baru)
  • Infi’al (tidak terpengaruh)

Kedelapan sifat mustahil tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang sempurna. Allah SWT tidak memiliki kekurangan atau kelemahan apapun. Sifat-sifat ini juga membedakan Allah SWT dengan makhluk ciptaan-Nya. Selain itu, sifat mustahil Allah juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Huduts (tidak berawal)

Huduts adalah salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Huduts berarti tidak berawal atau tidak memiliki permulaan. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak diciptakan dan tidak memiliki pencipta. Allah SWT adalah Dzat yang qadim (dahulu) yang tidak didahului oleh sesuatu apapun.

Huduts merupakan salah satu sifat yang sangat penting bagi Allah SWT. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang sempurna dan tidak memiliki kekurangan apapun. Jika Allah SWT memiliki permulaan, maka berarti ada sesuatu yang mendahului-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat banyak contoh tentang segala sesuatu yang memiliki permulaan. Misalnya, manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Semua makhluk ciptaan ini memiliki awal dan akhir. Namun, Allah SWT berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT tidak memiliki permulaan dan tidak akan pernah berakhir. Sifat Huduts ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang kekal dan abadi.

Memahami sifat Huduts sangat penting bagi kita sebagai umat Islam. Sifat ini mengajarkan kita tentang keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Dengan memahami sifat Huduts, kita dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Fana’ (tidak berakhir)

Fana’ adalah salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Fana’ berarti tidak berakhir atau tidak memiliki kesudahan. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan pernah binasa atau musnah. Allah SWT adalah Dzat yang kekal abadi yang tidak dibatasi oleh waktu atau ruang.

  • Tidak Terpengaruh oleh Waktu

    Sifat Fana’ menunjukkan bahwa Allah SWT tidak terpengaruh oleh waktu. Waktu adalah konsep yang hanya berlaku bagi makhluk ciptaan, sedangkan Allah SWT berada di luar konsep waktu. Allah SWT selalu ada dan akan selalu ada, tanpa awal dan tanpa akhir.

  • Tidak Terpengaruh oleh Perubahan

    Sifat Fana’ juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak terpengaruh oleh perubahan. Segala sesuatu di alam semesta ini mengalami perubahan, tetapi Allah SWT tetap kekal dan abadi. Allah SWT tidak berubah dari dulu, sekarang, dan selamanya.

  • Tidak Terpengaruh oleh Kematian

    Sifat Fana’ juga menunjukkan bahwa Allah SWT tidak terpengaruh oleh kematian. Kematian adalah sesuatu yang hanya terjadi pada makhluk hidup, sedangkan Allah SWT adalah Dzat yang Maha Hidup. Allah SWT tidak akan pernah mati atau binasa.

Sifat Fana’ sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT memiliki kesudahan, maka berarti ada sesuatu yang lebih besar dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Fana’ juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Baca Juga  Pengertian, Bahaya, dan Cara Mengatasi Restricted View yang Efektif

Ta’addud (tidak berbilang)

Sifat Ta’addud merupakan salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Ta’addud berarti tidak berbilang atau tidak memiliki jumlah. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan dan tidak ada Tuhan selain Dia. Allah SWT tidak bersekutu dengan siapapun dan tidak dapat dibagi-bagi.

  • Tidak Berbilang dalam Dzat

    Allah SWT tidak berbilang dalam zat-Nya. Artinya, Allah SWT tidak terdiri dari bagian-bagian yang terpisah atau dapat dibagi-bagi. Allah SWT adalah Dzat yang Esa dan tidak terbagi-bagi.

  • Tidak Berbilang dalam Sifat

    Allah SWT tidak berbilang dalam sifat-sifat-Nya. Artinya, sifat-sifat Allah SWT tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sifat-sifat Allah SWT tidak dapat dibagi-bagi atau dipisahkan dari zat-Nya.

  • Tidak Berbilang dalam Af’al

    Allah SWT tidak berbilang dalam af’al-Nya. Artinya, segala perbuatan Allah SWT tidak dilakukan oleh bagian-bagian-Nya, tetapi oleh kesatuan zat-Nya. Allah SWT adalah satu-satunya pelaku segala sesuatu di alam semesta.

Sifat Ta’addud sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT berbilang, maka berarti ada Tuhan selain Dia, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Ta’addud juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Tashwir (tidak menyerupai makhluk)

Tashwir adalah salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Tashwir berarti tidak menyerupai makhluk. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak menyerupai makhluk ciptaan-Nya dalam bentuk, sifat, atau perbuatan. Allah SWT adalah Dzat yang unik dan tidak ada yang menyerupai-Nya.

  • Allah SWT tidak menyerupai makhluk dalam bentuk

    Allah SWT tidak memiliki bentuk atau rupa seperti makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT tidak memiliki anggota tubuh, tidak bertempat, dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

  • Allah SWT tidak menyerupai makhluk dalam sifat

    Allah SWT tidak memiliki sifat-sifat seperti makhluk ciptaan-Nya. Sifat-sifat Allah SWT adalah sifat-sifat yang sempurna dan tidak ada kekurangan sedikitpun. Allah SWT tidak memiliki sifat lemah, bodoh, atau jahat.

  • Allah SWT tidak menyerupai makhluk dalam perbuatan

    Allah SWT tidak melakukan perbuatan-perbuatan seperti makhluk ciptaan-Nya. Perbuatan Allah SWT adalah perbuatan yang sempurna dan tidak ada cacat sedikitpun. Allah SWT tidak melakukan perbuatan yang sia-sia, tidak melakukan kesalahan, dan tidak melakukan perbuatan yang tidak adil.

Sifat Tashwir sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT menyerupai makhluk ciptaan-Nya, maka berarti ada sesuatu yang lebih sempurna dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Tashwir juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Idtirar (tidak terpaksa)

Idtirar (tidak terpaksa) adalah salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Idtirar berarti Allah SWT tidak terpaksa melakukan sesuatu oleh apapun. Allah SWT adalah Dzat yang Mahakuasa dan Mahakehendak. Allah SWT melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya sendiri, tanpa ada yang dapat memaksa-Nya.

  • Allah SWT tidak terpaksa dalam zat-Nya

    Allah SWT tidak terpaksa dalam zat-Nya. Artinya, Allah SWT tidak bergantung pada apapun dalam keberadaan-Nya. Allah SWT adalah Dzat yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan apapun.

  • Allah SWT tidak terpaksa dalam sifat-Nya

    Allah SWT tidak terpaksa dalam sifat-Nya. Artinya, sifat-sifat Allah SWT tidak berubah-ubah dan tidak dapat diubah oleh apapun. Sifat-sifat Allah SWT adalah sifat yang sempurna dan tidak ada kekurangan sedikitpun.

  • Allah SWT tidak terpaksa dalam perbuatan-Nya

    Allah SWT tidak terpaksa dalam perbuatan-Nya. Artinya, Allah SWT melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya sendiri, tanpa ada yang dapat memaksa-Nya. Allah SWT tidak melakukan sesuatu karena terpaksa atau karena pengaruh dari luar.

Sifat Idtirar sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT terpaksa melakukan sesuatu, maka berarti ada sesuatu yang lebih berkuasa dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Idtirar juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Baca Juga  Pengertian dan Penggunaan Irama 2/4 dalam Musik

Juz’iyyah (tidak terbagi)

Juz’iyyah (tidak terbagi) merupakan salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Juz’iyyah berarti Allah SWT tidak terbagi-bagi menjadi bagian-bagian yang terpisah. Allah SWT adalah Dzat yang Esa dan tidak dapat dibagi-bagi, baik secara fisik maupun secara sifat.

Sifat Juz’iyyah sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT terbagi-bagi, maka berarti ada sesuatu yang lebih besar dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Juz’iyyah juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melihat banyak contoh tentang segala sesuatu yang terbagi-bagi. Misalnya, sebuah benda dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dan sebuah sifat dapat dibagi menjadi beberapa aspek. Namun, Allah SWT berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya. Allah SWT tidak dapat dibagi-bagi, baik secara fisik maupun secara sifat. Allah SWT adalah Dzat yang Esa dan tidak terbagi-bagi.

Memahami sifat Juz’iyyah sangat penting bagi kita sebagai umat Islam. Sifat ini mengajarkan kita tentang keesaan dan kesempurnaan Allah SWT. Dengan memahami sifat Juz’iyyah, kita dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Tahaddus (tidak baru)

Tahaddus adalah salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Tahaddus berarti tidak baru atau tidak memiliki permulaan. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak diciptakan dan selalu ada.

  • Allah SWT tidak diciptakan

    Sifat Tahaddus menunjukkan bahwa Allah SWT tidak diciptakan oleh siapapun. Allah SWT adalah Dzat yang qadim (dahulu) yang tidak didahului oleh sesuatu apapun.

  • Allah SWT selalu ada

    Sifat Tahaddus juga menunjukkan bahwa Allah SWT selalu ada dan tidak pernah tidak ada. Allah SWT adalah Dzat yang kekal abadi yang tidak dibatasi oleh waktu atau ruang.

Sifat Tahaddus sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT memiliki permulaan, maka berarti ada sesuatu yang mendahului-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Tahaddus juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Infi’al (tidak terpengaruh)

Infi’al (tidak terpengaruh) merupakan salah satu dari sifat mustahil Allah SWT. Infi’al berarti Allah SWT tidak terpengaruh oleh apapun, baik secara positif maupun negatif. Allah SWT tidak bertambah sempurna karena adanya sesuatu, dan tidak berkurang sempurna karena tidak adanya sesuatu.

  • Tidak Terpengaruh oleh Sifat Makhluk

    Allah SWT tidak terpengaruh oleh sifat makhluk, seperti lemah, bodoh, atau jahat. Sifat-sifat ini tidak dapat menempel pada Allah SWT, karena Allah SWT adalah Dzat yang Maha sempurna.

  • Tidak Terpengaruh oleh Perbuatan Makhluk

    Allah SWT tidak terpengaruh oleh perbuatan makhluk, baik perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Perbuatan makhluk tidak dapat menambah atau mengurangi kesempurnaan Allah SWT.

  • Tidak Terpengaruh oleh Waktu dan Tempat

    Allah SWT tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat. Allah SWT tidak berubah seiring berjalannya waktu, dan tidak terikat oleh ruang.

  • Tidak Terpengaruh oleh Ketergantungan Makhluk

    Allah SWT tidak terpengaruh oleh ketergantungan makhluk kepada-Nya. Meskipun makhluk sangat bergantung kepada Allah SWT, tetapi Allah SWT tidak membutuhkan makhluk.

Sifat Infi’al sangat penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT terpengaruh oleh sesuatu, maka berarti ada sesuatu yang lebih sempurna dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT. Sifat Infi’al juga menjadi dasar bagi akidah tauhid, yang merupakan pondasi utama dalam Islam.

Sifat Mustahil Allah

Bagian ini akan membahas beberapa pertanyaan umum mengenai sifat mustahil Allah SWT, untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang topik ini.

Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan sifat mustahil Allah SWT?

Jawaban: Sifat mustahil Allah SWT adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT. Sifat-sifat ini bertentangan dengan sifat kesempurnaan Allah SWT, dan menjadi dasar bagi akidah tauhid.

Baca Juga  Makna Mendalam dari "Assami Artinya Allah Maha Esa"

Pertanyaan 2: Sebutkan beberapa sifat mustahil Allah SWT!

Jawaban: Sifat mustahil Allah SWT ada delapan, yaitu huduts, fana’, ta’addud, tashwir, idtirar, juz’iyyah, tahaddus, dan infi’al.

Pertanyaan 3: Mengapa sifat mustahil penting bagi Allah SWT?

Jawaban: Sifat mustahil penting bagi Allah SWT karena menunjukkan sifat kesempurnaan-Nya. Jika Allah SWT memiliki sifat-sifat yang bertentangan dengan sifat mustahil, maka berarti ada sesuatu yang lebih sempurna dari-Nya, dan ini akan bertentangan dengan konsep tauhid.

Pertanyaan 4: Bagaimana sifat mustahil Allah SWT dapat membantu kita dalam kehidupan sehari-hari?

Jawaban: Memahami sifat mustahil Allah SWT dapat membantu kita meningkatkan keimanan dan menjauhkan diri dari kesyirikan. Selain itu, sifat mustahil Allah SWT juga dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha sempurna dan tidak ada yang setara dengan-Nya.

Pertanyaan 5: Di mana kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang sifat mustahil Allah SWT?

Jawaban: Kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang sifat mustahil Allah SWT melalui berbagai sumber, seperti kitab-kitab akidah, tafsir Al-Qur’an, dan buku-buku karya ulama terkemuka.

Dengan memahami sifat mustahil Allah SWT, kita dapat meningkatkan keimanan dan memperkuat akidah kita. Sifat-sifat ini menjadi dasar bagi tauhid, dan membantu kita untuk mengenal Allah SWT dengan lebih baik.

Pembahasan mengenai sifat mustahil Allah SWT dapat ditemukan dalam berbagai kitab akidah, seperti:

  • Aqidah al-Tahawiyyah
  • Aqidah al-Nasafiyyah
  • Syarah al-Aqidah al-Tahawiyyah
  • Syarah al-Aqidah al-Nasafiyyah

Tips Memahami Sifat Mustahil Allah

Memahami sifat mustahil Allah SWT merupakan hal penting bagi setiap muslim. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam memahami sifat-sifat tersebut:

Tip 1: Pelajari Dalil-Dalilnya

Pelajari dalil-dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan tentang sifat mustahil Allah SWT. Hal ini akan membantu Anda memiliki dasar yang kuat dalam memahami sifat-sifat tersebut.

Tip 2: Pahami Maknanya

Setelah mempelajari dalil-dalilnya, pahamilah makna dari setiap sifat mustahil tersebut. Carilah penjelasan yang jelas dan mudah dipahami dari para ulama atau sumber-sumber yang terpercaya.

Tip 3: Renungkan Implikasinya

Renungkan implikasi dari sifat mustahil Allah SWT dalam kehidupan Anda. Bagaimana sifat-sifat tersebut memengaruhi keyakinan dan ibadah Anda kepada Allah SWT? Hal ini akan membantu Anda dalam mengaplikasikan pemahaman Anda tentang sifat mustahil Allah SWT.

Tip 4: Hindari Kesalahan Umum

Hindari kesalahan umum dalam memahami sifat mustahil Allah SWT, seperti menyamakan sifat-sifat tersebut dengan sifat makhluk atau mengartikannya secara harfiah. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kesesatan.

Tip 5: Konsisten dalam Mengamalkannya

Konsistenlah dalam mengamalkan pemahaman Anda tentang sifat mustahil Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan membantu Anda dalam menjaga keimanan dan akidah yang benar.

Dengan memahami dan mengamalkan sifat mustahil Allah SWT, Anda dapat meningkatkan keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Sifat mustahil Allah SWT merupakan sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT karena bertentangan dengan kesempurnaan-Nya. Sifat-sifat ini meliputi huduts, fana’, ta’addud, tashwir, idtirar, juz’iyyah, tahaddus, dan infi’al.

Memahami sifat mustahil Allah SWT sangat penting untuk mentauhidkan Allah SWT dengan benar dan menghindari kesyirikan. Sifat-sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Esa, Maha sempurna, dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu mengimani dan mengamalkan sifat-sifat mustahil Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

Youtube Video: