Kenali Unsur Ekstrinsik Sastra: Pengaruh Eksternal yang Menginspirasi Karya

Posted on

Kenali Unsur Ekstrinsik Sastra: Pengaruh Eksternal yang Menginspirasi Karya

Unsur unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar karya sastra yang memengaruhi penciptaan dan pemahamannya. Unsur ini meliputi latar belakang pengarang, kondisi sosial-budaya saat karya diciptakan, dan nilai-nilai yang berlaku pada masa itu.

Memahami unsur ekstrinsik sangat penting dalam menganalisis karya sastra. Dengan mengetahui kondisi sosial-budaya saat karya diciptakan, pembaca dapat memahami motivasi pengarang dan pesan yang ingin disampaikannya. Selain itu, pemahaman tentang nilai-nilai yang berlaku pada masa itu juga membantu pembaca memahami cara pandang pengarang dan tokoh-tokohnya.

Dalam menganalisis unsur ekstrinsik, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan, seperti pendekatan sosiologis, psikologis, dan historis. Pendekatan sosiologis melihat pengaruh faktor-faktor sosial, seperti kelas sosial, gender, dan agama, pada karya sastra. Pendekatan psikologis meneliti pengaruh kondisi psikologis pengarang dan tokoh-tokohnya terhadap karya sastra. Sementara itu, pendekatan historis mengkaji pengaruh peristiwa-peristiwa sejarah pada karya sastra.

unsur unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar karya sastra yang memengaruhi penciptaan dan pemahamannya. Unsur-unsur ini meliputi:

  • Latar belakang pengarang
  • Kondisi sosial-budaya
  • Nilai-nilai yang berlaku
  • Pengaruh politik
  • Pengaruh ekonomi
  • Perkembangan intelektual
  • Kemajuan teknologi
  • Peristiwa-peristiwa sejarah

Memahami unsur-unsur ekstrinsik sangat penting dalam menganalisis karya sastra. Dengan mengetahui kondisi sosial-budaya saat karya diciptakan, pembaca dapat memahami motivasi pengarang dan pesan yang ingin disampaikannya. Selain itu, pemahaman tentang nilai-nilai yang berlaku pada masa itu juga membantu pembaca memahami cara pandang pengarang dan tokoh-tokohnya.

Sebagai contoh, dalam novel “Max Havelaar” karya Multatuli, latar belakang pengarang sebagai seorang pegawai kolonial Belanda sangat memengaruhi pandangannya terhadap praktik kolonialisme di Indonesia. Novel ini menggambarkan secara gamblang penderitaan rakyat Indonesia di bawah penindasan pemerintah kolonial.

Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang penting dalam memahami sebuah karya sastra. Latar belakang pengarang meliputi pengalaman hidup, pendidikan, lingkungan sosial, dan pandangan hidup pengarang. Faktor-faktor ini memengaruhi cara pandang pengarang terhadap dunia dan dituangkan dalam karya sastranya.

Sebagai contoh, dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari, latar belakang pengarang sebagai seorang anak petani sangat memengaruhi gaya penulisan dan tema-tema yang diangkat dalam novel tersebut. Novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan dengan segala problematikanya, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tradisi yang mengikat.

Memahami latar belakang pengarang membantu pembaca untuk memahami motivasi pengarang dalam menulis karya sastra, serta pesan atau nilai-nilai yang ingin disampaikannya. Selain itu, latar belakang pengarang juga dapat membantu pembaca memahami teknik penulisan dan gaya bahasa yang digunakan dalam karya sastra tersebut.

Kondisi sosial-budaya

Kondisi sosial-budaya merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang sangat penting dalam memahami sebuah karya sastra. Kondisi sosial-budaya meliputi nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat pada suatu masa tertentu. Faktor-faktor ini memengaruhi cara pandang pengarang dan masyarakat terhadap dunia, serta tercermin dalam karya sastra yang diciptakan.

  • Nilai-nilai

    Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat pada suatu masa tertentu memengaruhi tema-tema dan tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam karya sastra. Misalnya, dalam karya sastra klasik Indonesia, nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiaan sangat dijunjung tinggi. Hal ini tercermin dalam tokoh-tokoh seperti Gatotkaca dan Arjuna dalam epos Mahabharata.

  • Kepercayaan

    Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada suatu masa tertentu juga memengaruhi karya sastra. Misalnya, dalam karya sastra Hindu-Buddha, konsep karma dan reinkarnasi sangat berpengaruh. Hal ini tercermin dalam tokoh-tokoh seperti Rama dan Shinta dalam epos Ramayana.

  • Adat istiadat

    Adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat pada suatu masa tertentu juga memengaruhi karya sastra. Misalnya, dalam karya sastra Melayu klasik, adat perkawinan dan adat kerajaan sangat berpengaruh. Hal ini tercermin dalam tokoh-tokoh seperti Hang Tuah dan Laksamana Cheng Ho.

  • Norma-norma

    Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat pada suatu masa tertentu juga memengaruhi karya sastra. Misalnya, dalam karya sastra Eropa pada masa Abad Pertengahan, norma-norma agama Kristen sangat berpengaruh. Hal ini tercermin dalam tokoh-tokoh seperti Don Quixote dan Hamlet.

Memahami kondisi sosial-budaya pada masa karya sastra diciptakan sangat penting untuk dapat memahami karya sastra tersebut secara mendalam. Dengan memahami kondisi sosial-budaya, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikan, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Nilai-nilai yang berlaku

Nilai-nilai yang berlaku merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang sangat penting dalam memahami sebuah karya sastra. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat pada suatu masa tertentu. Nilai-nilai ini memengaruhi pandangan hidup masyarakat, termasuk pandangan mereka terhadap karya sastra.

Baca Juga  Panduan Unsur Kebahasaan: Elemen Penting Bahasa untuk Komunikasi Efektif

  • Nilai-nilai Sosial

    Nilai-nilai sosial adalah nilai-nilai yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat. Nilai-nilai ini meliputi nilai-nilai seperti gotong royong, kekeluargaan, dan kesopanan. Dalam karya sastra, nilai-nilai sosial sering tercermin dalam perilaku tokoh-tokoh dan konflik-konflik yang terjadi.

  • Nilai-nilai Moral

    Nilai-nilai moral adalah nilai-nilai yang mengatur perilaku manusia berdasarkan baik dan buruk. Nilai-nilai ini meliputi nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Dalam karya sastra, nilai-nilai moral sering menjadi tema utama dan dieksplorasi melalui tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

  • Nilai-nilai Keagamaan

    Nilai-nilai keagamaan adalah nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama. Nilai-nilai ini meliputi nilai-nilai seperti ketakwaan, kasih sayang, dan pengampunan. Dalam karya sastra, nilai-nilai keagamaan sering menjadi latar belakang cerita dan memengaruhi motivasi tokoh-tokohnya.

  • Nilai-nilai Estetika

    Nilai-nilai estetika adalah nilai-nilai yang mengatur keindahan dan kesenian. Nilai-nilai ini meliputi nilai-nilai seperti harmoni, keseimbangan, dan kesatuan. Dalam karya sastra, nilai-nilai estetika tercermin dalam penggunaan bahasa, gaya penulisan, dan struktur cerita.

Memahami nilai-nilai yang berlaku pada suatu masa tertentu sangat penting untuk memahami karya sastra yang diciptakan pada masa tersebut. Dengan memahami nilai-nilai yang berlaku, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Pengaruh Politik

Pengaruh politik merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang dapat memengaruhi penciptaan dan pemahaman karya sastra. Pengaruh politik dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti sensor, pembatasan tema, dan tekanan ideologis. Dalam beberapa kasus, pengaruh politik dapat menjadi sangat kuat sehingga dapat membelokkan atau bahkan menghancurkan karya sastra.

Salah satu contoh pengaruh politik terhadap karya sastra adalah novel “1984” karya George Orwell. Novel ini menggambarkan sebuah dunia totaliter di mana pemerintah mengontrol setiap aspek kehidupan masyarakat, termasuk pikiran dan perasaan mereka. Novel ini ditulis sebagai tanggapan terhadap bangkitnya fasisme dan komunisme pada tahun 1930-an, dan menjadi kritik keras terhadap pemerintahan otoriter.

Pengaruh politik terhadap karya sastra dapat memiliki berbagai implikasi. Di satu sisi, pengaruh politik dapat membatasi kebebasan berekspresi dan menghambat perkembangan sastra. Di sisi lain, pengaruh politik juga dapat menginspirasi karya sastra yang kuat dan kritis, yang mengungkap kebenaran tentang kekuasaan dan masyarakat.

Memahami pengaruh politik sebagai unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami pengaruh politik, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Pengaruh Ekonomi

Pengaruh ekonomi merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang dapat memengaruhi penciptaan dan pemahaman karya sastra. Pengaruh ekonomi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kondisi ekonomi masyarakat, kesenjangan sosial, dan kebijakan pemerintah. Faktor-faktor ekonomi ini dapat memengaruhi tema, tokoh, dan alur cerita dalam sebuah karya sastra.

  • Kondisi Ekonomi Masyarakat

    Kondisi ekonomi masyarakat dapat memengaruhi karya sastra melalui penggambaran kehidupan sehari-hari masyarakat. Dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, misalnya, kondisi ekonomi masyarakat Belitung yang miskin digambarkan secara jelas melalui kehidupan tokoh-tokohnya. Kemiskinan yang dialami masyarakat Belitung memengaruhi motivasi dan perjuangan tokoh-tokoh dalam meraih pendidikan.

  • Kesenjangan Sosial

    Kesenjangan sosial merupakan masalah ekonomi yang dapat memengaruhi karya sastra. Dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari, kesenjangan sosial antara masyarakat kaya dan miskin digambarkan secara kontras. Kesenjangan sosial ini memengaruhi konflik dan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam novel.

  • Kebijakan Pemerintah

    Kebijakan pemerintah juga dapat memengaruhi karya sastra, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam novel “Saman” karya Ayu Utami, misalnya, kebijakan pemerintah Orde Baru tentang pembatasan kebebasan berpendapat digambarkan secara kritis. Kebijakan pemerintah ini memengaruhi kehidupan tokoh-tokoh dalam novel dan menjadi salah satu tema utama dalam novel tersebut.

Memahami pengaruh ekonomi sebagai unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami pengaruh ekonomi, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Perkembangan intelektual

Perkembangan intelektual merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang dapat memengaruhi penciptaan dan pemahaman karya sastra. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan pemikiran kritis dalam masyarakat. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi pandangan hidup masyarakat, nilai-nilai yang dianut, dan cara pandang mereka terhadap dunia. Dengan demikian, perkembangan intelektual dapat memengaruhi tema, tokoh, dan alur cerita dalam sebuah karya sastra.

Baca Juga  Panduan Lengkap: Apa yang Dimaksud Pola Lantai dalam Tari?

Salah satu contoh pengaruh perkembangan intelektual terhadap karya sastra adalah novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer. Novel ini menggambarkan pengaruh pemikiran kritis dan nasionalisme dalam masyarakat Indonesia pada awal abad ke-20. Perkembangan intelektual ini memengaruhi tokoh-tokoh dalam novel untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Memahami pengaruh perkembangan intelektual sebagai unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami pengaruh perkembangan intelektual, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang dapat memengaruhi penciptaan dan pemahaman karya sastra. Kemajuan teknologi meliputi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaruhnya terhadap masyarakat dan budaya. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi tema, tokoh, alur cerita, dan gaya bahasa dalam sebuah karya sastra.

Salah satu contoh pengaruh kemajuan teknologi terhadap karya sastra adalah novel “Neuromancer” karya William Gibson. Novel ini menggambarkan dunia masa depan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, terutama teknologi dunia maya. Kemajuan teknologi ini memengaruhi tokoh-tokoh dalam novel untuk bertualang di dunia maya dan menghadapi berbagai konflik yang terkait dengan teknologi.

Memahami pengaruh kemajuan teknologi sebagai unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami pengaruh kemajuan teknologi, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Peristiwa-peristiwa sejarah

Peristiwa-peristiwa sejarah merupakan salah satu unsur ekstrinsik yang sangat penting dalam memahami sebuah karya sastra. Peristiwa-peristiwa sejarah dapat memengaruhi penciptaan dan pemahaman karya sastra dalam berbagai cara.

  • Pengaruh Langsung

    Peristiwa-peristiwa sejarah dapat memberikan pengaruh langsung pada tema, tokoh, dan alur cerita dalam sebuah karya sastra. Misalnya, novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata berlatar belakang peristiwa kerusuhan Mei 1998 di Indonesia. Peristiwa ini memengaruhi kehidupan tokoh-tokoh dalam novel dan menjadi salah satu tema utama dalam novel tersebut.

  • Pengaruh Tidak Langsung

    Peristiwa-peristiwa sejarah juga dapat memberikan pengaruh tidak langsung pada karya sastra, melalui pembentukan nilai-nilai, pandangan hidup, dan cara pandang masyarakat. Misalnya, Perang Dunia II memengaruhi pandangan hidup masyarakat dunia dan memunculkan tema-tema baru dalam karya sastra, seperti tema eksistensialisme dan absurditas.

  • Sebagai Sumber Inspirasi

    Peristiwa-peristiwa sejarah dapat menjadi sumber inspirasi bagi para pengarang untuk menciptakan karya sastra. Misalnya, peristiwa pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) pada tahun 1945 menginspirasi Pramoedya Ananta Toer untuk menulis novel “Perburuan”.

  • Sebagai Latar Belakang

    Peristiwa-peristiwa sejarah dapat digunakan sebagai latar belakang sebuah karya sastra. Misalnya, novel “Gone with the Wind” karya Margaret Mitchell berlatar belakang Perang Saudara Amerika Serikat.

Memahami pengaruh peristiwa-peristiwa sejarah sebagai unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami pengaruh peristiwa-peristiwa sejarah, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Pertanyaan Umum tentang Unsur Ekstrinsik Sastra

Unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor di luar karya sastra yang memengaruhi penciptaan dan pemahamannya. Unsur ini meliputi latar belakang pengarang, kondisi sosial-budaya, nilai-nilai yang berlaku, pengaruh politik, pengaruh ekonomi, perkembangan intelektual, kemajuan teknologi, dan peristiwa-peristiwa sejarah.

Pertanyaan 1: Apa saja contoh unsur ekstrinsik?

Contoh unsur ekstrinsik meliputi latar belakang pengarang (pengalaman hidup, pendidikan, lingkungan sosial, dan pandangan hidup), kondisi sosial-budaya (nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan norma-norma), dan peristiwa-peristiwa sejarah.

Pertanyaan 2: Mengapa penting memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra?

Memahami unsur ekstrinsik penting untuk dapat memahami karya sastra secara mendalam. Dengan memahami unsur ekstrinsik, pembaca dapat memahami motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikannya, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Pertanyaan 3: Bagaimana unsur ekstrinsik memengaruhi tema dan tokoh dalam karya sastra?

Unsur ekstrinsik seperti kondisi sosial-budaya dan peristiwa-peristiwa sejarah dapat memengaruhi tema dan tokoh dalam karya sastra. Misalnya, kondisi sosial-budaya pada masa feodal memengaruhi tema kekuasaan dan hierarki dalam karya sastra pada masa itu, dan peristiwa perang dapat menginspirasi tema perlawanan dan kepahlawanan.

Pertanyaan 4: Apakah unsur ekstrinsik hanya memengaruhi karya sastra pada masa lalu?

Tidak. Unsur ekstrinsik juga memengaruhi karya sastra pada masa kini. Misalnya, perkembangan teknologi memengaruhi tema dan gaya bahasa dalam karya sastra kontemporer.

Baca Juga  Temukan 5 Manfaat Unsur Periode 3 yang Jarang Diketahui

Pertanyaan 5: Bagaimana cara menganalisis unsur ekstrinsik dalam karya sastra?

Untuk menganalisis unsur ekstrinsik dalam karya sastra, pembaca dapat melakukan riset tentang latar belakang pengarang, kondisi sosial-budaya pada masa karya diciptakan, dan peristiwa-peristiwa sejarah yang memengaruhi karya tersebut.

Pertanyaan 6: Apakah unsur ekstrinsik sama pentingnya dengan unsur intrinsik?

Baik unsur ekstrinsik maupun unsur intrinsik sama pentingnya dalam memahami karya sastra. Unsur intrinsik membentuk struktur dan makna karya sastra itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik memberikan konteks dan latar belakang yang memperkaya pemahaman pembaca.

Memahami unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat mengapresiasi dan memahami karya sastra secara lebih mendalam. Dengan memahami unsur ekstrinsik, pembaca dapat melihat karya sastra tidak hanya sebagai sebuah karya seni yang berdiri sendiri, tetapi juga sebagai sebuah cerminan dari masyarakat dan zaman yang melatarbelakanginya.

Artikel terkait:

  • Pengertian dan Jenis-Jenis Unsur Ekstrinsik
  • Pengaruh Unsur Ekstrinsik pada Karya Sastra
  • Cara Menganalisis Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

Tips Memahami Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra

Memahami unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat mengapresiasi dan memahami karya sastra secara lebih mendalam. Berikut adalah beberapa tips untuk memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra:

Tip 1: Ketahui Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang, seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan pandangan hidup, dapat memberikan wawasan tentang motivasi dan nilai-nilai yang melatarbelakangi karya sastranya. Cari tahu informasi tentang pengarang, seperti riwayat hidup, wawancara, atau tulisan-tulisannya yang lain.

Tip 2: Pahami Kondisi Sosial-Budaya

Karya sastra diciptakan dalam konteks sosial-budaya tertentu, yang memengaruhi nilai-nilai, kepercayaan, dan norma-norma yang tercermin dalam karya tersebut. Pelajari tentang kondisi sosial-budaya pada masa karya tersebut diciptakan, seperti struktur masyarakat, sistem politik, dan perkembangan intelektual.

Tip 3: Identifikasi Peristiwa-Peristiwa Sejarah

Peristiwa-peristiwa sejarah dapat memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung pada karya sastra. Cari tahu peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa karya tersebut diciptakan, dan analisis pengaruhnya terhadap tema, tokoh, atau gaya bahasa dalam karya tersebut.

Tip 4: Perhatikan Pengaruh Politik dan Ekonomi

Faktor politik dan ekonomi dapat memengaruhi karya sastra melalui sensor, pembatasan tema, atau tekanan ideologis. Analisis bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi karya sastra yang Anda baca, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tip 5: Analisis Perkembangan Intelektual

Perkembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan pemikiran kritis memengaruhi cara pandang masyarakat dan penulis. Cari tahu perkembangan intelektual pada masa karya tersebut diciptakan, dan analisis bagaimana perkembangan tersebut reflected dalam karya sastra.

Tip 6: Perhatikan Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi dapat mengubah cara penulis menulis dan memengaruhi tema dan gaya bahasa dalam karya sastra. Analisis bagaimana kemajuan teknologi pada masa karya tersebut diciptakan memengaruhi karya tersebut.

Dengan mengikuti tips ini, Anda dapat meningkatkan pemahaman Anda tentang unsur ekstrinsik dalam karya sastra dan mengapresiasinya secara lebih mendalam.

Sebagai penutup, memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang karya tersebut, tetapi juga memberikan wawasan tentang masyarakat dan zaman yang melatarbelakanginya.

Kesimpulan

Unsur ekstrinsik merupakan faktor-faktor di luar karya sastra yang memengaruhi penciptaan dan pemahamannya. Memahami unsur ekstrinsik sangat penting untuk dapat mengapresiasi dan memahami karya sastra secara lebih mendalam. Unsur-unsur ini memberikan konteks dan latar belakang yang memperkaya pemahaman pembaca tentang motivasi pengarang, pesan yang ingin disampaikan, serta nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Dengan memahami unsur ekstrinsik, pembaca dapat melihat karya sastra tidak hanya sebagai sebuah karya seni yang berdiri sendiri, tetapi juga sebagai sebuah cerminan dari masyarakat dan zaman yang melatarbelakanginya. Pemahaman ini membuka jalan bagi pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih komprehensif dan kritis, sekaligus memperluas wawasan mereka tentang dunia.

Youtube Video: